Kamis, 12 November 2009

Jockie Surjoprajogo

Jockie Surjoprajogo (lahir 14 September 1954; umur 55 tahun) adalah seorang musisi, pencipta lagu yang pernah tergabung dalam berbagai grup rock seperti Bigman Robinson, Double O,Giant Step, Contrapunk, dan Jaguar, meski pada akhirnya Jockie memang lebih dikenal khalayak ketika ikut bergabung dalam kelompok musik rock tertua negeri ini God Bless.

Kepiawaiannya bermain dalam ranah musik yang berbeda, dari rock, sedikit klasik, sedikit jazz, pop, hingga etnik, menjadikan Jockie bak air yang menembus ke ruang dan dimensi apa pun tanpa harus memupuskan jati dirinya. Dengan kata lain, Jockie mampu berbaur dalam genre musik apa pun tanpa menghilangkan karakternya dalam bermusik.[1]


God Bless

Bergabung dengan God Bless pada tahun 1972 menggantikan Deddy Dores. Corak permainan keyboardnya dianggap memberikan kontribusi dalam karakter musik God Bless. Dengan menyisipkan aksentuasi berbau klasik, terutama membaurkan bunyi-bunyian piano dan Hammond B-3, orang sudah bisa menebak karakter God Bless, walaupun pada saat itu seperti lazimnya semua grup rock yang berkecambah di Indonesia lebih banyak memainkan repertoar grup-grup mancanegara seperti Deep Purple, Yes, Edgar Winter, Spooky Tooth, Kansas dan banyak lagi. Posisi Jockie di God Bless sempat digantikan Abadi Soesman dalam album Cermin dan bergabung kembali dalam penggarapan album Semut Hitam yang dirilis pada tahun 1988.

Gandeng Eros Djarot

Di tahun 1977, sosok Jockie Soerjoprajogo berada di jalur musik pop. Saat itu Jockie menjadi arranger album Lomba Cipta Lagu Remaja yang diadakan Radio Prambors Rasisonia. Gebrakan Jockie yang menata aransemen lagu seperti Lilin Lilin Kecil (James F. Sundah) dianggap sebagai suntikan darah baru dalam industri musik pop yang saat tengah dilanda booming lagu-lagu pop dengan akord sederhana dan tema lirik yang cenderung cengeng dan mendayu-dayu. Di tahun yang sama Eros Djarot menggamit Jockie untuk menggarap album soundtrack film Badai Pasti Berlalu bersama dengan sederet nama lainnya seperti Chrisye, Berlian Hutauruk, Debby Nasution, Keenan Nasution, dan Fariz RM.

Album ini pun menjadi fenomenal terutama dari sisi tata musik yang menyajikan akor yang lebih luas serta penulisan lirik yang lebih puitis. Menariknya lagi di album ini fungsi instrumen keyboard menjadi dominan. Bunyi-bunyian keyboard ini memang terasa orkestral dan simfonik, sesuatu yang sering kita dengarkan pada repertoar grup seperti Genesis dan Yes.

Gaya aransemen musik seperti ini lalu berlanjut ketika Jockie Soerjoprajogo menggarap album-album solo Chrisye seperti Sabda Alam, Percik Pesona, Puspa Indah Taman Hati, Pantulan Cinta, Resesi, Metropolitan, dan Nona yang sering disebut orang sebagai pop kreatif.

Tahun 1984 merupakan saat terakhir kolaborasi Jockie dan Chrisye. Tetapi Jockie yang juga cukup produktif merilis sederet album solo, masih tetap bermain di wilayah pop dengan menggarap album-album dari berbagai penyanyi, mulai dari Dian Pramana Poetra, Keenan Nasution, Vonny Sumlang, Titi DJ, Andi Meriam Matalatta, dan masih banyak lainnya.

Tiga tahun kemudian, Jockie bergabung lagi dengan God Bless. Muncullah album Semut Hitam (Logiss Record,1987) dengan konsep musik rock yang lebih segar. Di era ini juga memperlihatkan ketertarikan Jockie kembali menjamah musik rock. Ia mulai ikut menggarap berbagai album rock sebagai komposer, player, dan music director pada album album milik Mel Shandy, Ita Purnamasari, Ikang Fawzi, hingga Nicky Astria.

Gabung dengan Djodi

Akhir 80-an Jockie masih terlibat dalam album Raksasa, Story of God Bless dan Apa Kabar ?. Di saat bersamaan, Jockie membagi dirinya dalam proyek Kantata Takwa yang digagas maesenas, Setiawan Djody. Di komunitas Kantata Takwa ini, Jockie bertemu dengan dimensi musik yang berbeda. Di sini dia berbaur dengan sosok-sosok seniman mulai dari WS Rendra hingga Sawung Jabo.

Bersentuhan dengan Setiawan Djody, Iwan Fals, dan WS Rendra menghasilkan pengendapan- pengendapan baru dalam intuisi bermusik Jockie. Di luar Kantata Jockie pun ikut mendukung kelompok Swami bahkan membentuk kelompok Suket di tahun 1992 bersama sederet pemusik asal Surabaya Didit Saksana, Rere, dan Naniel.

Suket memang memiliki persamaan dengan Kantata Takwa maupun Swawi terutama ketika mengangkat tema-tema yang bersinggungan dengan problematika sosial. Bahkan di tahun 2003 Jockie bereksperimen menggabungkan musik dan teater dalam format rock opera yang didukung Iwan Fals, Renny Jayusman hingga Teater Koma.[2]

Diskografi

Bersama God Bless

Bersama Iwan Fals

Tidak ada komentar:

ROCK N' ROLL STILL ALIVE © 2008. Design by :vio Templates Sponsored by: Lagu Hits Lagu Manca